BIODATA
Nama lengkap : Nurafni Radji
Nama panggilan : Afni /Nhy/ Af
No. Urut absen : 20
Tempat dan tanggal lahir : Kao, 23 November 1996
Alamat : Kelurahan Sangadji Utara
Asal daerah : Kao
Hobi :Mengarang dan Menggambar
Tugas Post UTS
Wuchereria bancrofti
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitive Wuchereria bancrofti adalah manusia. Cacing dewasa hidup di dalam saluran limfe, sedangkan microfilaria hidup di dalam darah dan limfe. Hospes perantara cacing ini adalah nyamuk.
Penyakit yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti:
a. Filariasis bankrofti (wukereriasis brankrofti)
b. Wuchereriasis
c. ElephantiasisMorfologi
Cacing Wuchereria bancrofti dewasa adalah berbentuk silindris, halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing filaria dewasa (makrofilaria), baik yang jantan maupun betina, hidup pada saluran dan kelenjar limfe. Cacing betina ukurannya kurang lebih 65-100mm x 0,25 mm sedangkan cacing jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm. Cacing betina akan mengeluarkan larva filaria yang disebut mikrofilaria yang bersarung.
Berbeda dengan induknya, mikrofilaria hidup pada aliran darah dan terdapat pada aliran darah tepi pada waktu-waktu tertentu saja. Jadi, mikrofilaria ini memiliki periodisitas tertentu. Umumnya mikrofilaria Wuchereria bancrofti periodisitasnya adalah nokturna atau malam hari, artinya mikrofilaria hanya terdapat dalam peredaran darah tepi hanya pada malam hari. Pada siang hari mikrofilaria terdapat pada kapiler-kapiler organ dalam seperti paru-paru, jantung, ginjal dan lain-lain.
Siklus Hidup
Wuchereria bancrofti melaksanakan siklus hidup mereka di dua hospes. Manusia bertindak sebagai tuan rumah definitif dan nyamuk sebagai hospes intermediate mereka. Parasit dewasa berada di limfatik dari hospes manusia. Mereka adalah vivipar. Larva Tahap pertama dikenal sebagai mikrofilaria. Mikrofilaria ini adalah hadir dalam sirkulasi. Mikrofilaria yang bermigrasi antara dalam dan sirkulasi perifer. Wuchereria bancrofti merupakan strain periodik yang menunjukkan periodisitas nokturnal. Pada hari mereka hadir dalam vena dalam dan pada malam hari mereka bermigrasi ke sirkulasi perifer. Selanjutnya, mikrofilaria ditransfer ke dalam sebuah vektor, vektor yang paling umum adalah spesies nyamuk: Culex, Anopheles, Mansonia, dan Aedes. Di dalam vektor nyamuk, juga dikenal sebagai hospes perantara, mikrofilaria yang tumbuh menjadi remaja motil disebut larva. Ketika vektor nyamuk telah makan darah berikutnya, Wuchereria bancrofti merupakan egested melalui belalai nyamuk ke dalam aliran darah dari host manusia baru. Langkah larva melalui sistem limfatik ke kelenjar getah bening regional, terutama di kaki dan daerah kelamin. Larva berkembang menjadi cacing dewasa selama satu tahun dan mencapai kematangan seksual di pembuluh limfatik aferen. Setelah kawin, cacing betina dewasa bisa menghasilkan ribuan mikrofilaria yang bermigrasi ke dalam aliran darah. Sebuah vektor nyamuk bisa menggigit tuan rumah manusia yang terinfeksi, menelan mikrofilaria, dan dengan demikian ulangi siklus hidup Wuchereria bancrofti
1. Bentuk infektif : Larva stadium 3.
2.Cara Penularan
Pada saat nyamuk vektor mengisap darah penderita filariasis beberapa mikrofilaria akan ikut terhisap bersama darah dan masuk ke dalam lambung nyamuk. Beberapa saat setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria yang bersarung akan melepaskan sarungnya, kemudian dalam waktu satu jam akan menembus dinding lambung nyamuk dan bermigrasi ke dalam otot dada atau thorax nyamuk.Dalam thorax, mikrofilaria menjadi lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan larva yang ada di lambung. Dalam keadaan ini, mikrofilaria disebut larva stadium 1 (L1). Larva stadium 1 ini akan berganti kulit dan berkembang menjadi larva stadium 2 (L2). Larva stadium 2 ini pun akan berganti kulit lagi dan berkembang menjadi larva stadium 3 (L3). Larva stadium 3 inilah yang merupakan larva infektif yang aktif dan akan bermigrasi ke dalam probrosis nyamuk. Proses perkembangan dari larva stadium 1 sampai larva stadium 3 membutuhkan waktu 10-14 hari.
Saat nyamuk menggigit manusia, ia akan menusukkan probosisnya pada kulit manusia. Pada saat inilah larva L3 akan keluar dari probosis nyamuk dan menempel di kulit. Pada saat nyamuk menarik probosisnya, larva L3 akan bergerak masuk ke dalam kulit melalui bekas gigitan nyamuk. Selanjutnya larva ini akan menuju ke sistem limfe. Larva stadium 3 yang ada dalam kelenjar limfe dalam waktu 9-10 hari akan berganti kulit dan berkembang menjadi larva stadium 4 (L4). Larva stadium 4 ini merupakan stadium larva paling akhir yang akan berkembang menjadi cacing dewasa atau makrofilaria.
Perkembangan dari larva stadium 3 sampai ke dewasa membutuhkan waktu sekira 9 bulan. Apabila dalam saluran limfe terdapat cacing betina dan jantan maka cacing jantan dan betina yang ada dalam saluran atau kelenjar limfe akan mengadakan perkawinan. Setelah kopulasi cacing betina secara periodik menghasilkan mikrofilaria. Satu cacing betina dewasa akan menghasilkan kurang lebih 30.000 mikrofilaria tiap harinya. Mikrofilaria tidak hidup dalam saluran atau kelenjar limfe,tapi akan bermigrasi ke dalam saluran darah dan saluran darah tepi. Mikrofilaria yang beredar di saluran darah tepi akan terhisap kembali oleh nyamuk vektor dan siap ditularkan ke orang lain di sekitarnya.
Epidemologi
Gejala parah yang disebabkan oleh parasit dapat dihindari dengan membersihkan kulit, operasi, atau penggunaan obat-obatan terapi, seperti Diethylcarbamazine (DEC), ivermectin, atau Albendazole. Obat pilihan bagaimanapun, adalah Desember, yang dapat menghilangkan mikrofilaria dari darah dan juga membunuh cacing dewasa dengan dosis 6 mg / kg setiap semester atau per tahun. Sebuah pengobatan polytherapy yang mencakup ivermectin dengan DEC atau Albendazole lebih efektif daripada masing-masing obat sendiri Perlindungan mirip dengan penyakit menyebar nyamuk lainnya. kita dapat menggunakan hambatan baik fisik (kelambu), kimia (obat nyamuk), atau massa kemoterapi sebagai suatu metode untuk mengontrol penyebaran penyakit ini. Misal kemoterapi harus mencakup seluruh wilayah endemik pada waktu yang sama. Hal ini akan mengurangi titer mikro-filaria secara keseluruhan dalam darah secara signifikan di massa, sehingga mengurangi penularan melalui gigitan nyamuk saat berikutnya mereka.
Pencegahan
Pencegahan berfokus pada perlindungan terhadap gigitan nyamuk di daerah endemik. Repellents Serangga dan kelambu yang sopan santun berguna di mana untuk melindungi terhadap gigitan nyamuk. Upaya pendidikan umum juga harus dilakukan di daerah endemis di dunia agar berhasil menurunkan prevalensi infeksi W. bancrofti.
Brugia malayi dan Brugia timori
Brugia malayi (Filaria malayi)Hospes definitif : Manusia, anjing, kucing, kera, lutung·Hospes perantara/vektor : Nyamuk (Anophels, Aedes, Mansoni
Habitat : - Cacing dewasa: Saluran dan kelenjar limfe
-Mikrofilaria : Darah dan limfePenyakit : Brugiasis malayi, filariasis malayi, kaki gajah tipe malayiDistribusi geografik : Asia (Asia Tenggara, India sampai ke JepangDi Indonesia : Sumatera sampai Seram
Brugia malayi adalah nematoda (cacing gelang), salah satu dari tiga agen penyebab filariasis limfatik pada manusia. Filariasis limfatik, juga dikenal sebagai kaki gajah , adalah kondisi yang ditandai oleh pembengkakan pada tungkai bawah. Dua penyebab filaria lain dari filariasis limfatik adalah Wuchereria bancrofti dan Brugia timori , yang berbeda dari B. Malayi morfologis, gejalanya, dan dalam batas geografis.Penyebaran brugiasisCacing dewasa hidup di dalam saluran dan pembuluh limfe, sedangkan mikrofilaria dijumpai didalam darah tepi hospes definitif. Bentuk cacing dewasa mirip bentuknya dengan W. bancrofti, sehingga sulit dibedakan. Panjang cacing betina Brugia malayi dapat mencapai 55 mm, dan cacing jantan 23 cm. Brugia timori betina panjang badannya sekitar 39 mm dan yang jantan panjangnya dapat mencapai 23 mm.Mikrofilaria Brugia mempunyai mempunyai selubung, panjangnya dapat mencapai 260 mikron pada B.malayi dan 310 mikron pada B.timori. Ciri khas mikrofilaria B. malayi adalah bentuk ekornya yangn mengecil, dan mempunyai dua inti terminal, sehingga mudah dibedakan dari mikrofilaria W. bancrofti.Brugia ada yang zoonotik, tetapi ada yang hanya hidup pada manusia. pada Brugia malayi bermacam-macam, ada yang nocturnal periodic, nocturnal subperiodic, atau non periodic. Brugia timori bersifat periodik nokturna.Nyamuk yang dapat menjadi vektor penularannya adalah Anopheles (vektor brugiasis non zoonotik) atau mansonia (vektor brugiasis zoonotik).Vektor dan EpidemiologiBrugia timori merupakan spesies baru yang ditemukan di Indonesia sejak 1965, yang ditularkan oleh vektor yaitu Anopheles barbirostris yang berkembang biak di daerah sawah, baik di dekat pantai maupun di daerah pedalaman. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.Siklus kehidupan Brugia malayi (Filaria malayi)
Gambar siklus kehidupan Brugia malayi (Filaria malayi)PatofisiologiBrugia timori / malayi ditularkan oleh An. barbirostris. Didalam tubuh nyamuk betina, mikrofilaria yang terisap waktu menghisap darah akan melakukan penetrasi pada dinding lambung dan berkembang dalam otot thorax hingga menjadi larva filariform infektif, kemudian berpindah ke proboscis. Saat nyamuk menghisap darah, larva filariform infektif akan ikut terbawa dan masuk melalui lubang bekas tusukan nyamuk di kulit. Larva infektif tersebut akan bergerak mengikuti saluran limfa dimana kemudian akan mengalami perubahan bentuk sebanyak dua kali sebelum menjadi cacing dewasa.Gambar 1 Gambar 2Gambar cacing Brugia MalayiGejala KlinisStadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang atau di sawah. Limfadenitis biasanya berlangsung 2-5 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kadang perandangan limfe ini dapat menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe dan menimbulkan limfangitis retrograd, yang bersifat khas pada filariasis. Peradangan pada saluran limfe ini dapat terlihat sebagai garis merah yang menjalar ke bawah dan peradangan ini dapat pula menjalar ke jaringan sekitarnya, menimbulkan infiltrasi pada seluruh paha atas. Pada stadium ini tungkai bawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan gejala limfedema. Limfadenitis biasanya berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada pangkal paha ini bila sembuh meninggalkan bekas sebagai jaringan parut. Dan tanda ini merupakan salah satu gejala obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis dengan gejala komplikasinya dapat berlangsung beberapa minggu sampai tiga bulan lamanya.Pada filariasis brugia, sistem limfe alat kelamin tidak pernah terkena, lambat laun pembengkakan tungkai tidak menghilang pada saat gejala peradangan sudah sembuh, akhirnya timbullah elefantiasis. Kecuali kelenjar limfe inguinal, kelenjar limfe lain di bagian medial tungkai, di ketiak dan di bagian medial lengan juga sering terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis hanaya mengenai tungkai bawah, di bawah lutut, atau kadang-kadang lengan bawah di bawah siku. Alat kelamin dan payudara tidak pernah terkena, kecuali di daerah filariasis brugia yang bersamaan dengan filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupakan gejala klinis filariasis brugia.Pengobatan brugiasisHingga sekarang DEC masih merupakan obat pilihan. Dosis yang dipakai di beberapa negara Asia berbeda-beda. Di Indonesia dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Efek samping DEC pada pengobatan filariasis brugia jauh lebih berat, bila dibandingkan dengan yang terdapat pada pengobatan filariasis bankrofti. Untuk pengobatan masal pemberian dosis standard dan dosis tunggal tidak dianjurkan. Yang dianjurkan adalah pemberian dosis rendah jangka panjang (100 mg/minggu selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2 – 0,4 % selama 9 – 12 bulan. Pengobatan dengan iver mektin sama dengan pada filariasis bankrofti. Untuk mendapatkan hasil penyembuhan yang sempurna, pengobatan ini perlu diulang beberapa kali. Stadium mikrofilaremia, gejala peradangan dan limfedema dapat disembuhkan dengan pengobatan DEC. Kadang elefantiasis dini dan beberapa kasus elefantiasis lanjut dapat diobati dengan DEC. ( sumber :
Pencegahan brugiasisTindakan pencegahan brugiasis sesuai dengan upaya pencegahan pada filariasis bancrofti, yaitu pengobatan penderita, pengobatan masal penduduk didaerah endemik, pencegahan pada pendatang dan pemberantasan vektor penular filariasis malayi.
Brugia Timori
1. Hospes dan nama penyakitBrugia timori hanya terdapat pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh brugia timori disebut filariasis timori. Kedua penyakit tersebut kadang-kadang disebut sebagai filariasis brugia. (Parasitologi kedokteran edisi ketiga).2. Distribusi geografiBurgia timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.3. EpidemologiBrugia malayi dan brugia timori hanya terdapat dipedesaan, karena vektornya tidak dapat berkembang biak diperkotaan. Brugia timori biasanya terdapat didaerah persawahan, sesuai dengan tempat perindukan vektornya, An.barbirostris. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia bagian timur yaitu N.T.T dan timor-timur. Yang terkena penyakit ini terutama adalah petani dan nelayan. Kelompok umur dewasa muda paling sering terkena penyakit ini, sehingga produktivitas penduduk dapat berkurang akibat serangan adenolimfangitis yang berulang kali. Cara pencegahan sama dengan filariasis bankrofti (Parasitologi kedokteran).4. Daur hidup dan morfologiCacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembuluh limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 21-39 mm x 0,1 mm dan yang jantan 13-23 mm x 0,08 mm. cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung, ukuran microfilaria brugia timori 280-310 mikron x 7 mikron (buku pasitologi kedokteran). Mikrofilia brugia timori mempunyai sifat periodic noturna. Brugia timori ditularkan oleh nyamuk An. Barbirostris. Daur hidup dari brugia timori cukup panjang, tetapi lebih pendek daripada W.bancrofti. Masa pertumbuhannya didalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan pada manusia kurang lebih 3 bulan. Didalam tubuh nyamuk brugia timori juga mengalami dua kali pergantian kulit, berkembang dari larva stadium I menjadi larva stadium II dan III, menyerupai perkembangan parasit W.bancrofti. didalam tubuh manusia perkembangan brugia timori juga sama dengan perkembangan W.bancfroti (Parasitologi kedokteran edisi ketiga).5. Patologi dan gejala klinisGejala klinis pada filariasis malayi sama dengan gejala klinis pada filariasis timori. Gejala klinis pada kedua penyakit tersebut tidak sama dengan filariasi bankrofti. Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang atau sawah. Limfadenitis biasanya berlangsung 2-5 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya, tanpa pengobatan. Kadang-kadang peradangan pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe dan menimbulkan limfangitis retrograde, yang bersifat khas untuk filariasis. Peradangan pada saluran limfe ini dapat dilihat sebagai garis merah yang menjalar kebawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan gejala limfedema. Limfadenitis dapat pula berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada pangkal paha, bila sembuh meninggalkan bekas sebagai jaringan parut dan tanda ini merupakan salah satu gejala obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis dengan gejala komplikasinya dapat berlangsung beberapa minggu sampai tiga bulan lamanya.Pada filariasis brugia, system limfe alat kelamin tidak pernah terkena, berbeda dengan filariasis bankrofti. Limfedema biasanya hilang lagi setelah gejala peradangan menyembuh, tetapi dengan serangan berulang kali, lambat laun pembengkakan tungkai tidak menghilang pada saat gejala peradangan sudah sembuh, akhirnya timbullah elefantiasis. Kecuali kelenjar limfe inguinal, kelenjar linfe lain di bagian medial tungkai, di ketiak dan di bagian medial lengan juga sering terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah, dibawah lutut, atau kadang-kadang lengan bawah dibawah siku. Alat kelamin dan payudara tidak pernah terkena, kecuali di daerah filariasis brugia yang bersamaan dengan filariasis bankrofti.6. DiagnosisDiagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan dibuktikan dengan menemukan microfilaria di dalam darah tepi (Parasitologi kedok). Diagnosis parasitologi : sama dengan pada filariasis bankrofti, kecuali sampel berasal dari darah saja.7. Pengobatan dan prognosisHingga sekarang DEC masih merupakan obat pilihan. Dosis yang dipakai di beberapa Negara Asia berbeda-beda. Di Indonesia dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Efek samping DEC pada pengobatan filariasis brugia jauh lebih berat, bila dibandingkan denganyang terdapat pada pengobatan filariasis bankrofti. Untuk pengobatan masal pemberian dosis standard dan dosis tunggal tidak dianjurkan. Yang dianjurkan adalah pemberian dosis rendah jangka panjang (100 mg/minggu selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2 – 0,4 % selama 9-12 bulan. Untuk mendapatkan hasil penyembuhan yang sempurna, perlu pengobatan ini diulang beberapa kali. Stadium mikrofilaremia, gejala peradangan dan limfedema dapat disembuhkan dengan pengobatan DEC. Kadang-kadang elefantiasis dini dan beberapa kasus elefantiasis lanjut, dapat pula diobati dengan DEC (Parasitologi kedokteran).3. mansonella Ozzardi
siklus hidup
Selama makan darah, arthropoda terinfeksi (pengusir hama, genus Culicoides, atau blackflies, genus Simulium) memperkenalkan larva filaria tahap ketiga ke kulit host manusia, di mana mereka menembus ke luka gigitan
- Mereka berkembang menjadi orang dewasa yang umumnya berada dalam jaringan subkutan
- Cacing dewasa jarang ditemukan pada manusia. Ukuran Rentang untuk cacing betina adalah 65-81 mm dan 0,21-0,25 mm tetapi tidak diketahui untuk laki-laki. Dewasa cacing pulih dari eksperimental terinfeksi monyet Patas diukur 24 hingga 28 mm panjang dan 70 sampai 80 pM diameter (laki-laki) dan 32 sampai 62 mm panjang dan 0,130-0,160 mm (betina). Dewasa menghasilkan terhunus dan non-periodik mikrofilaria yang mencapai aliran darah .
- Arthropoda The mencerna mikrofilaria selama makan darah .
- Setelah menelan, mikrofilaria bermigrasi dari midgut arthropoda ini melalui hemocoel ke otot-otot dada .
- Ada mikrofilaria berkembang menjadi larva tahap pertama
- kemudian menjadi larva infektif tahap ketiga .
- Larva infektif tahap ketiga bermigrasi ke belalai arthropoda ini
- dan dapat menginfeksi manusia lain ketika arthropoda mengambil makan darah
Mansonella streptocerca ditemukan di Afrika, Mansonella perstans terjadi di Afrika dan Amerika Selatan; dan Mansonella ozzardi hanya terjadi ins Amerika, dari Meksiko selatan ke Amerika Selatan dan di Karibia.
.
4. Onchocerca Volvulus
Onchocerciasis (juga dikenal sebagai Sungai Kebutaan)Volvulus Onchocerca adalah nematoda yang menyebabkan onchocerciasis atau "kebutaan sungai" sebagian besar di Afrika. Peradangan kornea jangka panjang, atau keratitis , menyebabkan penebalan stroma kornea yang akhirnya mengarah pada kebutaan. Manusia adalah satu-satunya tuan rumah definitif untuk O. volvulus. Intermediate host atau vektor adalah lalat hitam ( Simulium ).O. volvulus, bersama dengan sebagian besar nematoda filaria, berbagi hubungan endosymbiotic dengan bakteri Wolbachia . Dengan tidak adanya Wolbachia, perkembangan larva dari O. volvulus terganggu atau berhenti.
Siklus hidup O. volvulus dimulai ketika lalat hitam betina terparasit dari Simulium genus mengambil darah makan. Bentuk mikrofilaria parasit ditemukan dalam dermis tuan rumah ditelan oleh lalat hitam. Berikut mikrofilaria kemudian menembus usus dan bermigrasi ke otot terbang toraks lalat hitam, memasuki tahap larva pertama (J 1). Setelah jatuh tempo ke J 2, tahap larva kedua, berpindah ke belalai mana dapat ditemukan dalam air liur . Air liur mengandung tahap ketiga (J 3S) O. larva volvulus melewati ke dalam darah dari tuan rumah. Dari sini larva bermigrasi ke subkutan jaringan di mana mereka membentuk nodul dan kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa selama enam sampai dua belas bulan. Setelah pematangan, laki-laki dewasa yang lebih kecil bermigrasi dari nodul ke jaringan subkutan di mana mereka kawin dengan betina dewasa yang lebih besar, yang kemudian menghasilkan antara 1.000 dan 3.000 mikrofilaria per hari. Normal umur cacing dewasa hingga lima belas tahun. Telur matang secara internal untuk membentuk tahap satu mikrofilaria, yang dilepaskan dari tubuh betina satu per satu dan tetap dalam jaringan subkutan.
Ini tahap satu mikrofilaria diambil oleh lalat hitam pada makan darah, di mana mereka jatuh tempo selama satu sampai tiga minggu ke tahap tiga larva, sehingga melengkapi siklus hidup.
Umur mikrofilaria normal adalah 1-2 tahun; Namun, kehadiran mereka dalam aliran darah menyebabkan respon kekebalan sedikit atau tidak sampai meninggal atau degradasi mikrofilaria atau orang dewasa cacing.
Biologi dan Epidemiologi
Distribusi
Onchocerciasis manusia ditemukan di kedua Lama dan Baru Dunia tapi sekitar 95% dari semua kasus di Afrika. Fokus penting yang ada di Meksiko, Guatemala, Venezuela, dan sebagian besar dari Afrika Barat.
(Diambil dari Peters dan Gilles 1991)
Siklus Hidup:
Onchocerciasis manusia disebabkan oleh parasit filaria Onchocerca volvulus. Larva infektif biasanya ditularkan oleh gigitan lalat Simulium (lihat gambar di bawah diambil dari Peters dan Gilles 1991)
Lalat Simulium hanya dapat berkembang biak di air sumur beroksigen karena larva mereka memiliki panggung air wajib selama mereka membutuhkan tekanan oksigen yang tinggi (lihat gambar di bawah diambil dari Peters dan Gilles 1991).
Dengan demikian onchocerciasis dan kebutaan dapat menyebabkan berhubungan dengan sungai mengalir cepat dengan jeram dan onchocerciasis sering disebut sebagai 'sungai kebutaan'.
Larva infektif Onchocerca memasuki tubuh melalui luka yang dibuat oleh gigitan lalat inangnya. Larva kemudian bergerak ke jaringan subkutan di mana mereka menjadi nodul enkapsulasi dan tumbuh menjadi dewasa di sekitar satu tahun (lihat penampang cacing di nodul subkutan di bawah ini, gambar yang diambil dari Peters dan Gilles 1991).
Setelah kawin betina ovivipariously melahirkan mikrofilaria 300 mm dan 0,8 mm. Mikrofilaria ini adalah sarung dengan tajam menunjuk ekor bengkok.
Mikrofilaria dapat ditemukan bebas dalam cairan dalam nodul dan di lapisan dermal kulit menyebar secara sentrifugal dari daerah di mana orang dewasa terletak. Mikrofilaria juga dapat ditemukan dalam darah dan mata selama infeksi berat. Mereka menginfeksi vektor lalat mereka sementara lalat yang makan pada host manusia dan tumbuh menjadi tahap ketiga larva infektif dalam otot terbang lalat '(dalam waktu sekitar 10 hari).
Patologi
Salah satu tanda-tanda awal infeksi Onchocerca adalah nodul dibangkitkan yang dapat dilihat di bawah kulit di sekitar daerah atas tonjolan tulang (Lihat gambar di bawah ini diambil dari Peters dan Gilles 1991).
Disarankan bahwa fenomena ini terjadi karena larva yang bergerak di lokasi tersebut (sementara tuan rumah sedang tidur) cukup lama bagi mereka untuk terjebak oleh mekanisme pertahanan seluler tubuh.
Reaksi terhadap mikrofilaria mati sekitar nodul ini dapat menyebabkan beberapa kondisi yang tidak menyenangkan. Di kulit terdapat kerusakan jaringan elastis dan pembentukan lipatan berlebihan. Ada juga sering kehilangan pigmentasi dan penampilan histologis kasus kemajuan sering menyerupai kulit orang normal sangat tua (lihat gambar di bawah diambil dari Peters dan Gilles 1991).
Mikrofilaria ini juga dapat memasukkan mata dengan melewati sepanjang selubung pembuluh ciliary dan saraf dari bawah konjungtiva bulbar langsung ke kornea, melalui pembuluh nutrisi ke saraf optik, dan melalui posterior perforasi pembuluh ciliary ke koroid. Mati mikrofilaria dalam memimpin mata untuk respon imun inflamasi dan pembentukan akhirnya katarak sekunder dan lesi okular. Karena itu, infeksi berat sering menyebabkan kebutaan progresif.
Mikrofilaria ini juga bisa menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening regional yang menghilangkan benda asing dari kulit distal. Peradangan ini seiring dengan hilangnya elastisitas jaringan dapat menyebabkan menonjol kelenjar limfa merengkuh dalam kantong kulit. Kondisi ini terutama menonjol di daerah sekitar skrotum (sering disebut 'menggantung pangkal paha' efek) dan pada kasus berat diklasifikasikan sebagai kaki gajah kecil (lihat gambar di bawah diambil dari Peters dan Gilles 1991).
Kepentingan Mempelajari Nematoda darah dan jaringandapat Mengetahui bagaimana daur hidup dan morfologi nematode.dan Mengetahui macam-macam jenis nematode jaringan / darah.serta Mengetahui penyakit dan gejala yang ditimbulkan, serta pengobatannya.
The best way to gamble online: safe money no deposit casino
BalasHapusWe have 영주 출장안마 a comprehensive list of all casinos that accept real money deposits 논산 출장샵 at the 이천 출장샵 best 안산 출장안마 betting sites. This guide will teach you everything 태백 출장마사지 you need to know!